Pages

Jumat, 29 Juli 2011

MARHABAN YAA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan.......................
Marhaban Ya Ramadhan.......................
Marhaban Ya Ramadhan.......................
sudah tidak sabar rasanya ingin berjumpa denganmu.

Marilah kita sambut bulan suci Ramadhan dengan gembira, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus{10} : 58)

Rasulallah SAW suatu hari di akhir bulan Sya’ban bersabda, “Wahai semua manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Diwajibkan padanya puasa dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan (sunah) pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu kewajiban dibulan-bulan lain. Siapa yang mengerjakan ibadah wajib seakan-akan mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban di bulan-bulan lain“. (Sahih Muslim dari Salman)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Pada bulan ini setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal di dalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain yaitu malam “Lailatul Qadar”. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma’siyat agar menahan diri.
Pada bulan ini wahyu Al-Qur’an pertama kali diturunkan, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr{97} : 1-5)
Pada bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa, karena puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al Baqarah{2} : 183)
 Secara harfiyah puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya membakar dan mengasah. Yang dimaksud adalah dosa-dosa seorang mukmin akan dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan dan insya Allah dia akan kembali kepada fitrah atau kesuciannya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang di antara kamu dalam perang.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Puasa merupakan upaya penyucian jiwa, mengajarkan kepada manusia bagaimana mengangkat diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi perut, dan membiasakan untuk tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Puasa merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah duniawi.
Dengan rasa lapar dan dahaga betapa kita dapat merasakan kesusahan mereka yang berada di garis kemiskinan yang sulit untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan untuk makan sehari-hari pun belum tentu ada. Ini adalah salah satu cara untuk melatih kasih sayang kita terhadap sesama muslim. Walaupun puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib (fardhu ‘ain), namun tidak semua orang mukmin wajib melaksanakannya. Allah ta’ala memberikan toleransi atau kelonggaran kepada umatnya untuk tidak melaksanakan puasa Ramadhan tetapi wajib mengqadha di bulan lain, yaitu orang yang  sedang sakit, musafir yang bepergian jauh, wanita yang sedang haidh, nifas da wiladah.  
Kemudian Allah juga memberikan kelonggaran untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar  fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena umurnya sangat tua dan lemah, wanita yang mengandung maupun menyusui, sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh, orang yang sehari-hari kerjanya berat dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan, dan lain sebagainya.
Tidak cukup sebatas itu kasih sayang yang Allah berikan pada umatnya di bulan Ramadhan, bagi yang sudah berkeluarga Allah juga memberikan pengertian. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah{2} :187). 
(I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah).
Kemudian di akhir bulan Ramadhan atau sebelum Hari Raya Idul Fitri (1 syawal) kita diwajibkan untuk membayar zakat karena zakat merupakan salah satu rukun Islam. Seperti Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab{33} :33)
Beberapa hikmah zakat adalah untuk membersihkan segala macam dosa dalam diri kita, pembersih harta, menghilangkan sifat kikir, sebagai tanda syukur kita atas nikmat Allah, sebagai penjalin cinta dan kasih sayang antara kaya dan miskin, untuk mencukupi kebutuhan pokok orang-orang miskin, sebagai penyeimbang kesenjangan sosial, dan masih banyak lagi.
 Sungguh mulianya bulan Ramadhan, di dalamya penuh dengan kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan suci Ramadhan dan jangan lupa untuk mengoptimalkan kehadiran bulan Ramadhan itu untuk beribadah kepada Allah dan memperkokoh ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga kita mendapatkan Kemenangan, amiin Ya Rabbal “alamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More