Pages

Jumat, 29 Juli 2011

MARHABAN YAA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan.......................
Marhaban Ya Ramadhan.......................
Marhaban Ya Ramadhan.......................
sudah tidak sabar rasanya ingin berjumpa denganmu.

Marilah kita sambut bulan suci Ramadhan dengan gembira, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus{10} : 58)

Rasulallah SAW suatu hari di akhir bulan Sya’ban bersabda, “Wahai semua manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Diwajibkan padanya puasa dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan (sunah) pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu kewajiban dibulan-bulan lain. Siapa yang mengerjakan ibadah wajib seakan-akan mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban di bulan-bulan lain“. (Sahih Muslim dari Salman)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Pada bulan ini setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal di dalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain yaitu malam “Lailatul Qadar”. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma’siyat agar menahan diri.
Pada bulan ini wahyu Al-Qur’an pertama kali diturunkan, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr{97} : 1-5)
Pada bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa, karena puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al Baqarah{2} : 183)
 Secara harfiyah puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya membakar dan mengasah. Yang dimaksud adalah dosa-dosa seorang mukmin akan dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan dan insya Allah dia akan kembali kepada fitrah atau kesuciannya.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang di antara kamu dalam perang.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Puasa merupakan upaya penyucian jiwa, mengajarkan kepada manusia bagaimana mengangkat diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi perut, dan membiasakan untuk tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Puasa merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah duniawi.
Dengan rasa lapar dan dahaga betapa kita dapat merasakan kesusahan mereka yang berada di garis kemiskinan yang sulit untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan untuk makan sehari-hari pun belum tentu ada. Ini adalah salah satu cara untuk melatih kasih sayang kita terhadap sesama muslim. Walaupun puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib (fardhu ‘ain), namun tidak semua orang mukmin wajib melaksanakannya. Allah ta’ala memberikan toleransi atau kelonggaran kepada umatnya untuk tidak melaksanakan puasa Ramadhan tetapi wajib mengqadha di bulan lain, yaitu orang yang  sedang sakit, musafir yang bepergian jauh, wanita yang sedang haidh, nifas da wiladah.  
Kemudian Allah juga memberikan kelonggaran untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar  fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena umurnya sangat tua dan lemah, wanita yang mengandung maupun menyusui, sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh, orang yang sehari-hari kerjanya berat dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan, dan lain sebagainya.
Tidak cukup sebatas itu kasih sayang yang Allah berikan pada umatnya di bulan Ramadhan, bagi yang sudah berkeluarga Allah juga memberikan pengertian. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya,  
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah{2} :187). 
(I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah).
Kemudian di akhir bulan Ramadhan atau sebelum Hari Raya Idul Fitri (1 syawal) kita diwajibkan untuk membayar zakat karena zakat merupakan salah satu rukun Islam. Seperti Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab{33} :33)
Beberapa hikmah zakat adalah untuk membersihkan segala macam dosa dalam diri kita, pembersih harta, menghilangkan sifat kikir, sebagai tanda syukur kita atas nikmat Allah, sebagai penjalin cinta dan kasih sayang antara kaya dan miskin, untuk mencukupi kebutuhan pokok orang-orang miskin, sebagai penyeimbang kesenjangan sosial, dan masih banyak lagi.
 Sungguh mulianya bulan Ramadhan, di dalamya penuh dengan kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan suci Ramadhan dan jangan lupa untuk mengoptimalkan kehadiran bulan Ramadhan itu untuk beribadah kepada Allah dan memperkokoh ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga kita mendapatkan Kemenangan, amiin Ya Rabbal “alamiin.

Senin, 18 Juli 2011

Kikir Dan Takut Miskin

Alkisah, ada seorang pemuda kaya raya yang sangat kikir karena takut miskin. Saking pelitnya bahkan untuk makan sehari-hari pun dia rela hanya makan dengan sepotong ikan asin atau cukup dengan sambal terasi aja atau cukup dengan sebungkus mie instan… walaupun hartanya sangat melimpah.

Selain pelit, dia terkenal juga dengan akhlaqnya yang jelek dan kesombongannya yang melampaui batas. Hartanya dia taruh didalam kamar dengan pintu dari besi dan dengan kunci yang berlapis-lapis. Disitu ada emas batangan berkilo-kilo, perhiasan emas, intan permata dan bergebok-gebok uang seratus ribuan. Karena kerjaan dia sehari-hari cuman melihat dan menghitung harta saja maka kalau ada yang berubah tempat sedikitpun akan ketahuan olehnya apalagi kalau sampai ada yang hilang. Dia tidak rela hartanya berkurang sedikitpun karena takut miskin dan tidak dihargai lagi oleh orang lain kalau sampai kalah kaya.

Pada suatu hari dia mau makan dan kebetulan sudah tidak ada persediaan makanan sedikitpun, akhirnya dia memutuskan untuk membeli sebungkus mie instan di warung depan rumah. Keluarlah dia dari rumahnya untuk membeli mie instan diseberang jalan. Karena udah kelaparan dia langsung nyelonong nyeberang jalan tanpa tengak kiri dan kanan, tak tahunya dari arah kiri jalan sebuah sepeda motor melaju dengan kencangnya dan….. BRWAKKKKKK......................... tertabraklah ia dan langsung dilarikan kerumah sakit. Dirumah sakit dia mengalami koma dan setelah diperiksa ternyata dia mengalami luka dan pendarahan dikepala yang tidak ringan dan divonis dokter bahwa kemungkinan dia hidup hanya 25 %.

Dalam keadaan koma tersebut. dia merasa seolah-olah berjalan dalam suatu lorong sempit yang sangat panjang dan gelap gulita. Setelah berjalan cukup lama sampailah dia disuatu ruangan yang sempit, kotor, gelap dan disitu ada seorang lelaki tua renta, kurus kering, kudisan lagi dan baunya sangat menyengat hidung.

Dengan tangan sambil menutup hidung bertanyalah dia : “Kek, saya ini lagi dimana ? kok jelek amat sih tempatnya… dan kakek ini siapa?”

Jawab si Kakek: “Oh nak.. ini adalah tempat peristirahatanmu untuk sementara… sebelum engkau melanjutkan perjalanan.. dan aku adalah kawanmu yang akan menemanimu selama engkau disini..”.

Si pemuda nanya lagi: “Kek..,Apa engga ada tempat yang lebih baik dari ini..? dan apa engga ada orang lain yang bisa menemani aku selain engkau?” dengan nada sinis.

Si Kakek : “Tempat lain sih banyak…” sambil buka jendela , ”tuh lihatlah disebelahmu.., tapi tempatmu ya sini ini .. engga boleh tuker-tuker........... karena inilah tempat yang telah engkau pilih sendiri..” Dengan hati berdebar-debar dia lihatlah tempat-tempat disekelilingnya , ada tempat yang mirip dengan tempatnya, ada tempat yang mirip hotel berbintang lima dengan pelayan yang cakep-cakep, bahkan ada tempat yang lebih jelek darinya dan dengan pelayan yang lebih menjijikkan dari sikakek tadi.

Akhirnya dia bertanya lagi : “Kek.. sebenarnya ini tempat apa dan kapan aku memilih tempat tempat ini?”.

Kata si Kakek: “Ini adalah alam kubur dan aku adalah amalmu waktu didunia dulu.. Karena didunia kamu pelit, sombong, mentingin diri sendiri, ngga' pernah beribadah, ngga' pernah baca kitab suci dan tak pernah zakat dan bersodaqoh maka aku jelek begini dan tempat ini serem begini. Dan lihat tuh hartamu yang engkau timbun dulu sekarang ngga' ada manfaatnya dan siap dijadikan setrikaan untuk menyetrika punggungmu itu..” sikakek berkata sambil memegangi punggung si pemuda.

Dengan wajah penuh ketakutan si pemuda meronta-ronta dan akhirnya dengan ijin Allah dia terbangun dari komanya… Dan sejak saat itu insyaflah dia dan tidak pelit lagi membelanjakan hartanya dan mengeluarkan hak-hak fakir miskin… akhirnya dia berubah menjadi orang yang sholeh dan rajin beribadah…

Ikhwan............, SEKECIL APAPUN BAGI ORANG YANG BERSYUKUR SELALU LEBIH DARI CUKUP, NAMUN SEBANYAK APAPUN BAGI ORANG YANG TAMAK TETAP SAJA MERASA KURANG.

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH.
Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad
Bi'adadi man Shalla 'Alaih..................................

Iri, Dengki dan Hasud

Dengki (hasad, iri hati) dan serakah (tamak) termasuk penyakit hati dan akhlak (perangai) tercela. Menurut Iblis dalam kisah di atas, dua sifat buruk itu membuat manusia binasa.
Hasad merupakan sikap batin, keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci, dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sebaliknya, ia merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan. Sikap ini termasuk sikap kaum Yahudi yang dibenci Allah (maghdhub).
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya…” (Q.S. 3: 120).
Janganlah kalian saling benci, jangan bersikap hasad, jangan saling membelakangi, dan jangan bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang besaudara!” (H.R. Bukhari dan Muslim).

SERAKAH yaitu sikap tidak puas dengan yang menjadi hak atau miliknya, sehingga berupaya meraih yang bukan haknya. Setiap orang berpotensi bersikap serakah.
“Jika seseorang sudah memiliki dua lembah emas, pastilah ia akan mencari yang ketiganya sebagai tambahan dari dua lembah yang sudah ada itu” (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Jika seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan andaikata ia telah memiliki dua lembah, ia akan berusaha lagi untuk memiliki tiga lembah. Memang tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam kecuali tanah (tempat kubur, yakni mati). Dan Allah akan menerima tobat mereka yang bertobat” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi).
Sikap serakah dapat mendorong orang mencari harta sebanyak-banyaknya dan jabatan setinggi-tingginya, tanpa menghiraukan cara halal atau haram. Karena serakahlah banyak pejabat korupsi, padahal mereka sudah bergaji besar, lebih dari cukup, plus berbagai tunjangan.
Keserakahan pun dapat membuat seseorang bersikap kikir alias tidak dermawan dan tidak peduli akan nasib orang lain. Serakah dan tamak telah membinasakan kaum sebelum umat Muhammad Saw.
“Jauhkanlah kikir dan tamak, karena hal itu telah membinasakan orang-orang sebelum kamu” (HR Muslim).

Wallahu a’lam Bisshawab............

Jumat, 15 Juli 2011

Jangan Marah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). 
Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Alquran menggunakan setidaknya dua kata yang memiliki makna marah, yaitu :
  1. Ghaidz artinya marah besar, yakni keadaan yang dialami oleh manusia saat mendidih darah hatinya, 
  2. Ghadab yang artinya adalah mendidihnya darah hati manusia untuk membalas dendam kepada obyek yang dimarahi.
Dari pengertian itu, maka ghadab adalah marah biasa, sedangkan ghaidz adalah marah besar. Dalam pengertian itu diketahui bahwa marah memiliki dua dampak sekaligus, dampak psikologis dan dampak fisik. Secara biologis adalah pada saat darah mengalami proses pendidihan dalam jantung atau hati. Oleh karena itu, orang yang sedang marah, lebih-lebih yang marahnya memuncak atau marah besar, biasanya tensi darahnya meningkat, sehingga berpengaruh secara fisik, misalnya pada raut mukanya. Karena itu Nabi SAW mengumpamakan marah dengan bara api dari neraka yang dinyalakan dalam hati anak manusia. Marah juga diumpamakan seperti racun dari api jahanam yang diletakkan pada mata manusia. Maka orang yang marah biasanya matanya merah, wajahnya mengkerut dan giginya beradu. Efek lahiriah lain dari marah adalah munculnya perbuatan atau gerak dan pembicaraan yang tidak teratur, sehingga seandainya orang yang sedang marah itu melihat wajahnya dalam cermin, maka ia akan malu. Sedangkan efek atau dampak psikologisnya adalah dengki, menyembunyikan kejahatan, sedih melihat kebahagiaan orang lain dan memiliki niat untuk menyebarkan hal yang sifatnya rahasia, merusak tabir, melecehkan dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya (Lihat Buku Strategi Qurani, karangan Waryono, tahun 2004).

Orang yang marah emosinya tidak terkendalikan dan otaknya juga tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya kehilangan keseimbangan, perhitungan, dan strategi. Orang marah terkadang melakukan perbuatan-perbuatan seperti orang yang hilang ingatan, misalnya mencaci maki binatang dan benda-benda mati. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa marah adalah pintu masuk pembuka segala macam kejelekan, sehingga marah bisa merupakan pintu masuknya setan ke dalam hati manusia.
Dalam pandangan Sa’id Hawwa (1998), sebab-sebab yang membangkitkan marah adalah: kesombongan, ujub, senda gurau, kesia-siaan, pelecehan, pencibiran, perdebatan, pertengkaran, pengkhianatan, ambisi pada harta dan kedudukan. Kesemuanya itu adalah akhlak yang sangat buruk dan tercela dalam agama.

Tips Menanggulangi Kemarahan
ada beberapa tips agar kita terhindar dari marah, diantaranya :
  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
  2. Berwudlu
  3. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
  4. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
  5. Duduk atau berbaring.
  6. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
  7. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
  8. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
Wallahu A'lam Bisshawab.....................

Kalau boleh saya tambahin, ada lagi tip supaya ga gampang marah n awet muda, diantaranya:
  • Menjalankan Ibadah tepat pada waktunya
  • Sering kumpul dan "Ngaji" bersama Orang-orang Alim.
  • Banyak berolah raga
  • Sering Ngasih Uang
  • Sering-sering Ntraktir
  • Dan lain sebagainya, semua yang berhubungan dengan shodaqoh, karena sesungguhnya shodaqoh itu adalan pohon surga. dan barang siapa yang berpegangan pada pohon surga niscaya akan dibimbing ke jalan surga.
Wah Asyik khan…. Makanya jangan sering marah, ntar cepet tua… kudu sabar kalau menghadapi masalah.........Oke!
Syukran Jaziilaa..........

Kamis, 14 Juli 2011

Hawa nafsu dan Syahwat

Hawa nafsu terdiri dari dua perkataan: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس).
"Dalam bahasa Melayu "nafsu" bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan bersetubuh.
Sedangkan Syahwat mempunyai makna keinginan.

Ketiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:
Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak.
Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.
Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi.
Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.
Untuk itu, hendaklah setiap mukmin harus ekstra waspada terhadap sikap mengikuti hawa nafsunya. Dan diantara yang bisa dilakukan untuk mengalahkan tarikan hawa nafsu yang senantiasa memerintahkan dirinya agar melakukan maksiat, adalah :
  1. Takut akan adzab dan siksa Allah SWT. Karena hal ini merupakan pertahanan yang paling kokoh untuk menghindarinya dari mengikuti hawa nafsu, 
  2. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. sesungguhnya Allah telah menjanjikan hidayah kepada orang-orang yang meminta petunjuk kepada-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits qudsi, ”Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!” (HR. Muslim)
  3. Berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan syahwat jiwa.
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan iman oleh Allaoh SWT. sehingga kita bisa memerangi nafsu syahwat kita, Amien Yaa Rabbal 'Alamien.....................
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaahi Al 'Aliyyi Al 'Adhiim.................
Wallahu A'lam Bi Asshawab.

Menjaga Hati

Di dalam surat Al-Anfal ayat 24, Allah swt berfirman, "…ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." 
Maksudnya adalah Allah lah yang menguasai hati seorang hamba.
Rasulullah Muhammad SAW. bersabda:
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari).
Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah Aisya RA., berkata, “Nabi SAW sering berdoa , "Wahai Tuhan yang maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk selalu taat kepada-Mu".
Dari ayat dan hadits di atas, jelas sekali bahwa hati seorang hamba ada pada kekuasaan Allah swt. Ketika kita diperintahkan untuk menjaga hati, maka kita diperintahkan untuk tidak mengotori hati. Kotornya hati adalah karena maksiat. Maksiat yang kita lakukan seperti noda yang menutupi hati kita.
Hati yang tertutup noda maksiat ini akan menjadi hati yang sakit, bahkan berpeluang menjadi hati yang mati. Dengan istighfar dan taubat lah noda yang menutupi hati bisa dibersihkan.
Hati yang mati disebabkan syetan telah masuk kedalam jiwa kita. sehingga mengobrak-abrik semua semua kemurnian jiwa yang telah kita janjikan kepada Allah untuk dijaga sejak dalam rahim orang tua kita.
Untuk menjaga hati kita agar tidak dirasuki oleh syetan, maka kita harus menjaga pintu masuknya syetan ke dalam hati kita.karena sesungguhnya syetan masuk kedalam hati kita lewat gerbang pintu hati kita.
Diantara gerbang masuknya syetan ke dalam hati kita adalah :
  1. Marah
  2. Nafsu Syahwat
  3. Iri, Dengki dan Tamak / Serakah
  4. Kikir dan Takut Miskin
Itu adalah sedikit dari gerbang masuknya syetan ke dalam hati kita. Masih banyak gerbang-gerbang syetan yang lain yang harus kita jaga agar kesucian hati kita tidak ternoda.
Marilah kita selalu berdo'a kepada Allah agar hati kita selalu dijaga kesuciannya, serta berusaha menjaga perilaku kita.karena sesungguhnya ghoddlul bashor ilaa ghoddlul qulub (menjaga pandangan untuk menjaga hati).

Wallahu A'lam Bisshawab.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More