Pages

Kamis, 14 Juli 2011

Hawa nafsu dan Syahwat

Hawa nafsu terdiri dari dua perkataan: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس).
"Dalam bahasa Melayu "nafsu" bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan perkataan hawa (hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula bererti keberahian atau keinginan bersetubuh.
Sedangkan Syahwat mempunyai makna keinginan.

Ketiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat)berasal dari bahasa Arab:
Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak.
Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha.
Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi.
Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Akibat pemuasan nafsu jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak potensi diri seseorang.
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi itu muncul kepermukaan. potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman,keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan). Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki keseimbangan, kebahagian dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan dijalur-jalur yang benar sajalah menusia dapat mencapai hal tersebut.
Untuk itu, hendaklah setiap mukmin harus ekstra waspada terhadap sikap mengikuti hawa nafsunya. Dan diantara yang bisa dilakukan untuk mengalahkan tarikan hawa nafsu yang senantiasa memerintahkan dirinya agar melakukan maksiat, adalah :
  1. Takut akan adzab dan siksa Allah SWT. Karena hal ini merupakan pertahanan yang paling kokoh untuk menghindarinya dari mengikuti hawa nafsu, 
  2. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. sesungguhnya Allah telah menjanjikan hidayah kepada orang-orang yang meminta petunjuk kepada-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits qudsi, ”Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!” (HR. Muslim)
  3. Berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan syahwat jiwa.
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan iman oleh Allaoh SWT. sehingga kita bisa memerangi nafsu syahwat kita, Amien Yaa Rabbal 'Alamien.....................
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaahi Al 'Aliyyi Al 'Adhiim.................
Wallahu A'lam Bi Asshawab.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More